Liburan tahun ini sangat berkesan bagi kami sekeluarga karena tidak seperti sebelum2nya. Alasannya adalah kami sekeluarga besar tidak berkumpul di rumah Eyang di Madiun, tetapi lebih memilih untuk ganti suasana dengan stay sekitar 5 hari di Sarangan.Mantabb.
Di benak kami sudah terbayang hawa segar pegunungan dan indahnya view telaga sarangan serta pegunungan yang mengitarinya. Dan karena pilihan hotel yang tepat, hasilnya semua kesan dan harapan itu terkabul sudah.
Hotel yang kami maksud itu adalah Hotel Sarangan. Hotel yang sudah berdiri sejak zaman Belanda dulu.
Walaupun tampilannya old style, nyatanya kenyamanan dan kebersihan tetap terjaga. Ini yang membuat kami betah, terutama untuk eyang dan anak2nya (ibu dan adek2ny). Karena hotel ini memunculkan nostalgia di masa kanak2 dulu. Apalagi petugas hotelnya adalah orang lama yang sudah sangat akrab dengan keluarga Eyang dari zaman dahulu.
Hawa pegunungan yang sejuk dan cenderung dingin sangat menolong kami untuk bisa rileks dan bersantai menikmati liburan panjang ini sambil sekedar bercanda, ngobrol, maen dengan bocah-bocah. Terlebih lagi selama stay di situ cuaca sangat cerah dan mendukung aktivitas kami. Sungguh pengalaman yang tak terlupakan.
Di bagian depan kamar tapi agak turun ke bawah ada sepetak tanah dengan fasilitas bermain macam ayunan, jungkat jungkit dan carrousel manual. Cukup membuat anak2 betah bermain di situ. Kata ibu itu fasilitas udah ada dari jaman hotel ini berdiri. Haha. Lebih tua dari saya sekeluarga dung hehe.
Sebenarnya keluarga kami dulu punya vila pribadi di seberang hotel ini, tetapi sudah lama dijual. Saya sendiri pernah mengalami masa kecil di vila, hotel dan lingkungan telaga sarangan ini.
Hotel ini berada tepat sekitar 200 meteran di atas telaga sarangan. Sehingga pemandangan dari selasar teras hotel tepat sekali mengarah ke seluruh telaga serta pegunungan di sekitarnya. Masya Allah sungguh sebuah ciptaan Allah subhanahuwataala yang luar biasa. Kami sekeluargapun betah berlama2 nongkrong di selasar hotel ini untuk melihat pemandangan telaga.
Tapi kalau mau turun ke telaga, ya siap2 aja untuk perkuat kaki-kaki kita saat kembali ke hotel. Tanjakan cukup curam, itung2 olahraga deh hehe. Turun dan mengitari telaga Sarangan saat waktu pagi hari adalah waktu terbaik. Karena masih sepi.
Apalagi bisa melihat pemandangan sunrise diselimuti kabut pagi di pegunungan. Masya Allah luar biasa indahnya. Saat sunset pun sama indahnya.
Tapi turun jam berapapun juga ok karena hawa tetap dingin di kaki gunung lawu ini. Cuma siap2 dengan keramaian telaga sarangan saat liburan. Kuda lalu lalang, speed bot berkeliaran mengelilingi danau dll.
Kembali ke hotel. Fasilitas perabot hotel disini juga masih old syle tapi sangat terawat. Cangkir, teko dll masih seperti buatan zaman dahulu yang antik. Staf hotel yang ramah dan berdedikasi membuat kami betah disini.
Masuk ke dalam kamar, agak unik bentuknya. Tipikal connecting room yang memiliki pintu sambung dari satu kamar ke kamar lain. Bahkan di bagian belakang juga ada pintu ke area belakang tempat jemuran handuk dan baju hotel.
Di ruang tamu ada meja kursi jadul, serta yang unik adalah adanya perapian. Kita bisa minta untuk dicarikan kayu bakar untuk membuat ruangan jadi hangat. Biasanya menggunakan kayu pinus.
Antara ruang tamu dan kamar tidur di bagian belakang dipisahkan oleh ruang kecil dengan sebelah kiri ada kamar mandi, kemudian wastafel di sebelah kanan serta lemari pakaian.
Kamar mandi cukup unik karena punya 2 bak selain ada juga shower. Bak besar untuk mandi dan bak kecil di sampingnya mungkin untuk keperluan flushing toilet. Walaupun sebenarnya toilet juga sudah ada tombol flushingnya.
Bak mandi ini sangat jarang kita temui di hotel2 biasa kan. Sungguh nyaman untuk mengguyur badan, daripada hanya menggunakan shower. Ditambah air panas sangat mudah di setting adi tak perlu kuatir saat mandi saat pagi hari atau malam hari. Heater Air panas pun sebenarnya menggunakan tipe lama karena masih menggunakan tabung gas LPG di bagian belakang kamar.
Fasilitas kamar tidur juga masih jadul. Kasur ukuran queen, meja,kursi, lampu duduk, cermin dan tv cembung. Untungnya semua masih terawat dengan baik.
Beralih ke sarapan. Ini yang ditunggu2. Jangan sampai lewatkan nasi goreng dan roti gandum spesial hotel ini. Kamu akan ketagihan. Roti gandum nya benar2 masih autentik gandum beneran. Mungkin karena pengunjung hotel ini juga banyak dari orang luar negeri jadi sarapan disesuaikan juga.Tapi kita bisa milih menu lain macam nasi pecel lengkap khas madiun yang tentunya sayang untuk dilewatkan.
Stock termos panas dan tea set selalu available. Bila kurang bisa nambah lagi. Dan plus nya lagi. Karena keluarga kami sudah akrab banget dengan pemilik dan petugas hotel, kami pun diperbolehkan bawa kompor dan alat masak sendiri. Secara kami memang keluarga "besar". Menu dan nafsu makannya juga "besar".
Jangan kuatir dengan bahan makanan sayur2an di sarangan. Karena disini adalah pusatnya sayuran. Ada selada air, wortel, kubis, pete dll yang sangat menyegarkan mata dan lidah.
Oh ya jangan lupa untuk mencicipi sate dan bakso khas sarangan. Biasanya ada pedagang yang sudah langganan dengan hotel yang datang sampai ke taman depan kamar. Kita tinggal pesan saja. Hawa dingin dengan semangkuk bakso atau sepiring sate ayam / kelinci adalah kombinasi yang luar biasa. Apalagi bumbu kacang khasnya benar2 legit. Coba saja. Pasti ketagihan.
Secara keseleruhan kami nilai hotel ini 5/5 karena service yang memuaskam dari pihak hotel dan lokasi hotel yang strategis dengan view yang marvellous. Cuma saran saja mungkin untuk fasilitas hotel agar bisa diupgrade biar lebih kekinian. Tapi itu bukan masalah besar karena bagi sebagian besar orang, suasana old style itulah yang dicari.
Anyway...good experience with this hotel. 😍😍😍